MAKALAH
HAKIKAT
IMAN KEPADA ALLAH
DI
S
U
S
U
N
U
S
U
N
OLEH :
KELOMPOK
4
KETUA : IRWANDA
ANGGOTA
: FITRI SAFRIDA INTAN
-
FITRI JULIANI
- KHADIJAH
- M. RIZAL
SEKOLAH MADRASAH ALIYAH NEGERI
KECAMATAN TANAH JAMBO AYE
KABUPATEN ACEH UTARA
TAHUN PELAJARAN
2012-2013
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur
terpanjat kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia dan rahmatnya
kepada penulis sehingga penulis bisa membuat makalah ini. shalawat dan salam
tak lupa terpanjat ke jungjunan alam yakni Nabi Muhammad SAW, dan juga kepada
para sahabat, tabi’in dan umat muslim yang senantiasa meneguhkan hatinya dalam
ajaran agama Islam.
Terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini, semoga
amal baik semua bisa di balas Allah SWT.
Tak ada gading
yang tak retak, itulah ungkapan bagi isi maupun redaksi dari makalah ini. oleh
karena itu penulis membuka hati atas saran dan kritik dari semuanya.
Panton Labu, 10
Oktober 2012
Penulis,
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.
Iman merupakan sumber kekuatan dalam
diri seorang muslim. Seorang itu akan dapat merasakan betapa manisnya iman
apabila ia redha Allah sebagai tuhannya,islam sebagai cara hidup dan Muhammad
SAW sebagai panutannya. Jika keseluruhannya telah di amalkan dalam
perkataan,perbuatan dan hati maka seseorang itu akan merasakan betapa manisnya
Iman.
Hilangnya nilai keimanan dalam jiwa
seeorang itu apabila ia menyembah selain dari pada Allah.Mereka yang telah
binasa imannya sampai kelembah kehancuran adalah mereka yang menjadikan sekutu
bagi Allah. Tetapi orang yang berimantetap teguh dengan pendiriannya bahwa yang
berhak di sembah adalah Allah semata dan adapun orang –orang yang mengikuti
hawa nafsunya mereka akan sesat sejauh-jauhnya dan tidak memperoleh pimpinan
Allah,akhirnya mereka akan menjadi umat yang merugi dan menyesal di akhirat
kelak.
BAB
II
PEMBAHASAN
HAKIKAT IMAN KEPADA ALLAH
A. Pengertian iman kepada
Allah
- Makna Iman Kepada Allah
Iman menurut arti
bahasa adalah percaya, sedangkan menurut istilah syara yaitu mengucapkan dengan
lisan, membenarkan dalam hati dan mengerjakan dengan segenap anggota badan. Dengan
demikian iman kepada Allah berarti meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah Swt
itu ada, Allah Maha Esa . Sebagai perwujudan dari keyakinan itu harus diikuti
dengan perbuatan, yakni menjalankan segalah perintah Allah dan menjauhi
laranganNya.
Beriman kepada
Allah Swt berarti kita meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah lah Tuhan
langit dan bumi, pencipta semua makhluk dan penguasa seluruh alam. Tidak ada
sekutu bagiNya, Dia satu-satunya Tuhan pemberi rezki kepada semua makhluk yang
hidup dan pengendali segala urusan.
Sebagai perwujudan
dari keyakinan akan adanya Allah adalah dengan pengabdian kita kepadaNya.
Pengabdian kita kepada Allah adalah pengabdian dalam bentuk peribadatan,
kepatuhan, dan ketaatan secara mutlak. Tidak menghambakan diri kepada selain
Allah, dan tidak pula mempersekutukanNya dengan sesuatu yang lain. Itulah
keimanan yang sesungguhnya, jika sudah demikian Insya Allah hidup kita akan
tenteram. Firman Allah Swt
‘’(yaitu)
orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”
Apabila hati dan
jiwa sudah tenteram, maka seseorang akan berani dan tabah menghadapi liku-liku
kehidupan ini, dan segala nikmat selalu disyukurinya. Sebaliknya setiap musibah
dan kesusahan selalu diterimanya dengan sabar.
Pada hakekatnya
kepercayaan kepada Allah sudah dimiliki manusia sejak ia dilahirkan, bahkan
manusia telah menyatakan keimanannya kepada Allah Swt sejak ia berada dialam
arwah.
Firman
Allah Swt :
“Dan (ingatlah),
ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan
Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):
"Bukankah Aku Ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau
Tuban kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di
hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah
orang-orang yang lengah terhadap Ini (keesaan Tuhan)",
Manusia memiliki
kecenderungan untuk berlindung kepada sesuatu yang Maha Kuasa. Ia adalah Zat
yang mengatur alam semesta ini. Akal sehat tidak akan menerima jika alam
semesta yang sangat luas dan teramat rumit ini diatur oleh Zat yang
kemampuannya terbatas. Sekalipun manusia sekarang ini sudah dapat menciptakan
teknologi yang sangat canggih, namun manusia tidak akan dapat mengatur alam
raya ini. Dengan kecanggihan teknologinya manusia tidak akan dapat
menghentikan sedetikpun bumi untuk berputar. Jika demikian, siapakah Zat
yang Maha Pencipta dan pengatur itu ? Dialah Allah Swt.
- Cara beriman kepada Allah Swt
Iman kepada Allah
merupakan pokok dari seluruh iman yang tergabung dalam rukun iman. Karena iman
kepada Allah merupakan pokok dari keimanan yang lain, maka keimanan kepada Allah
harus tertanam dengan benar pada diri seseorang. Sebab jika iman kepada Allah
tidak tertanam dengan benar, maka ketidak benaran ini akan berlanjut kepada
keimanan yang lain, seperti iman kepada Malaikat, Kitab-kitab, Rasul-rasul,
Hari kiamat serta qadha dan qadarNya. Dan pada akhirnya akan merusak ibadah
seseorang secara keseluruhan.
Dimasyarakat tidak
jarang kita jumpai cara-cara beribadah seseorang yang tidak sesuai dengan
ajaran islam, padahal ia mengaku beragama islam. Misalnya datang kemakam para
wali atau kyai untuk meminta keselamatan, keberuntungan dan sebagainya. Hal
tersebut merupakan penyimpangan beribadah, akibat dari cara-cara yang salah
dalam beriman kepada Allah SWT.
Ditinjau dari segi
yang umum dan yang khusus, ada dua cara beriman kepada Allah, yaitu :
a. Bersifat ijmali
Cara beriman kepada Allah yang
bersifat ijmali maksudnya adalah,bahwa kita mempercayai secara umum atau secara
garis besar. Alquran telah memberikan pedoman kepada kita dalam mengenal Allah.
b. Bersifat tafshili
Cara beriman kepada Allah yang
bersifat tafshili, maksudnya adalah mempercayai Allah secara rinci. Kita wajib
percaya dengan sepenuh hati bahwa Allah Swt memiliki sifat-sifat yang berbeda
dengan sifat-sifat makhlukNya. Merupakan anugrah Allah atas diri kita bahwa Ia
telah memperkenalkan diriNya melalui ayat-ayat alquran. Ia memperkenalkan diri
bahwa Ia memiliki sifat-sifat kesempurnaan yang luhur.
3. Dalil-Dalil Tentang Iman Kepada Allah
Firman Allah SWT:
“Wahai orang yang beriman; berimanlah kamu
kepada Allah, Rasul-Nya (Muhammad SAW), kitab yang diturunkan kepada Rasul-Nya
dan kitab yang telah diturunkan sebelumnya. Barangsiapa kafir (tidak beriman)
kepada Allah, malaikat-Nya. kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan Hari Akhirat,
maka sesungguhnya orang itu sangat jauh tersesat. QS. an-Nisaa’ (4): 136”.
Dan Tuhan itu, Tuhan Yang Maha Esa. Tidak ada Tuhan selain Dia. Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang. QS. al-Baqarah (2): 163.
Allah itu tunggal, tidak ada Tuhan selain Dia, yang hidup tidak berkehendak kepada selain-Nya, tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya lah segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi. Bukankah tidak ada orang yang memberikan syafaat di hadapan-Nya jika tidak dengan seizin-Nya? Ia mengetahui apa yang di hadapan manusia dan apa yang di belakang mereka, sedang mereka tidak mengetahui sedikit jua pun tentang ilmu-Nya, kecuali apa yang dikehendaki-Nya. Pengetahuannya meliputi langit dan bumi. Memelihara kedua makhluk itu tidak berat bagi-Nya. Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar. QS. al-Baqarah (2): 255.
Dan Tuhan itu, Tuhan Yang Maha Esa. Tidak ada Tuhan selain Dia. Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang. QS. al-Baqarah (2): 163.
Allah itu tunggal, tidak ada Tuhan selain Dia, yang hidup tidak berkehendak kepada selain-Nya, tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya lah segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi. Bukankah tidak ada orang yang memberikan syafaat di hadapan-Nya jika tidak dengan seizin-Nya? Ia mengetahui apa yang di hadapan manusia dan apa yang di belakang mereka, sedang mereka tidak mengetahui sedikit jua pun tentang ilmu-Nya, kecuali apa yang dikehendaki-Nya. Pengetahuannya meliputi langit dan bumi. Memelihara kedua makhluk itu tidak berat bagi-Nya. Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar. QS. al-Baqarah (2): 255.
Dialah Allah, Tuhan Yang Tunggal, yang
tiada Tuhan selain Dia, yang mengetahui perkara yang tersembunyi (gaib) dan
yang terang Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dialah Allah, tidak tidak
ada Tuhan selain Dia, Raja Yang Maha Suci, yang sejahtera yang memelihara, yang
Maha Kuasa. Yang Maha Mulia, Yang Jabbar,lagi yang Maha besar, maha Suci Allah
dari segala sesuatu yang mereka perserikatkan dengannya. Dialah Allah yang
menjadikan, yang menciptakan, yang memberi rupa, yang mempunyai nama-nama yang
indah dan baik. Semua isi langit mengaku kesucian-Nya. Dialah Allah Yang Maha
keras tuntutan-Nya, lagi Maha Bijaksana.
QS. al-Hasyr (59): 22-24
Dalam Surat Al-Ikhlash, yang mempunyai arti:
“Katakanlah olehmu (hai Muhammad): Allah
itu Maha Esa. Dialah tempat bergantung segala makhluk dan tempat memohon segala
hajat. Dialah Allah, yang tiada beranak dan tidak diperanakkan dan tidak
seorang pun atau sesuatu yang sebanding dengan Dia.” QS. al-Ikhlash (112): 1-4.
Sabda RasululIah SAW:
“Katakanlah olehmu (wahai Sufyan, jika kamu
benar-benar hendak memeluk Islam): Saya telah beriman akan Allah; kemudian
berlaku luruslah kamu. (HR. Taisirul
Wushul, 1: 18).”
“Manusia yang paling bahagia memperoleh
syafaat-Ku di hari kiamat, ialah: orang yang mengucapkan kalimat La ilaha
illallah. (HR. Muslim, Taisirul Wushul,
1: 12).”
Barangsiapa mati tidak memperserikatkan
Allah dengan sesuatu, pasti masuk surga. Dan barangsiapa mati tengah
memperserikatkan Allah dengan sesuatu, pasti masuk neraka. (HR. Muslim, Taisirul Wushul, 1: 12.
B. Hikmah Percaya Kepada
Allah
Orang – orang yang beriman kepada
Allah swt dengan kesungguhan hati dengan tak ada keraguan sedikitpun dalam
hatinya, maka Allah akan memberikan kemuliaan kepada mereka baik didunia maupun
diakhirat.
Adapun
kemuliaan didunia itu meliputi :
1. Hatinya tenang, tidak goyah atau
terombang ambing oleh ajakan nafsu jahat atau orang yang akan menyesatkan.
Firman Allah dalam Alqur’an surat
Ar ra’d ayat 28.
Artinya : “ orang-orang yang beriman dan
hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan
mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”
2. Orang yang berimman akan selalu
mendapat bimbingan dari alahh swt, oleh karena itu apa yang dilakukannya adalah
perbuatran-perbuatan baik dan terpuji
3. Orang yang beriman meiliki sikap dan
jiwa sosial, menyayangi anak yatim, menyantuni fakir miskin, dan mengahrgai
sesama orang lain.
4. Orang yang beriman akan selalu
Melakukan amalan-amalan saleh, rendah hati, kasih sayang terhadap sesame
manusia, bahkan terhadapsemua makhluk ciptaan tuhan, baik hewan atau
tumbuh-tumbuhan.
5. Allah akan memasukkan orang yang
berimanb kedalam surga sebagai rahmatnya dana pahala atas ketaatan serta
kepatuhannya selama hidup didunia firman Allah swt dalam surat Al Maidah ayat 9
Artinya : “Allah Telah menjanjikan kepada
orang-orang yang beriman dan yang beramal saleh, (bahwa) untuk mereka ampunan
dan pahala yang besar.”
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Iman
kepada Allah merupakan dasar dari seluruh ajaran islam dan merupakan pokok dari
seluruh iman yang tergabung dalam rukun iman.Karena itu,keimanan harus tertanam
dengan benar pada diri seseorang di mana ia menjalankan segala perintah Allah
dan menjauhi larangan Nya.
B. Saran
Penulis
yakin bahwa dalam penulisan makalah ini banyak kesalahan dan kekurangan oleh
sebab itu penulis meminta kritik dan saran nya yang bersifat membangun sehingga
adanya perubahan kedepan.Dan penulis berharap semoga makalah ini berguna bagi
para pembaca pada umumnya dan bagi diri penulis sendiri pada khususnya.
DAFTAR
PUSTAKA
o
M.Isa
salamat “Sifat 20”Darul Nu’man : Kuala Lumpur 2002
o
Departemen
Agama RI “Akidah Akhlak” Jakarta
1996
o
Abu
Ahmadi dkk “Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam” Bumi Aksara :
Jakarta
1996
o
Jamal
Syarif Iberani “Mengenal Islam” El-Kahfi :Jakarta 2004
o
Rahmad
Syafe’I “Al-Hadis Akidah dan Akhlak Pustaka Setia : Bandung 2003
Tidak ada komentar:
Posting Komentar